Ini merupakan kisah sejati yang pernah terjadi di Amerika Serikat:
Seorang pria keluar dari rumahnya untuk mengagumi truk barunya. Alangkah kagetnya ia, anaknya yang berusia tiga tahun dengan gembiranya memukul-mukul cat truk yang bersih-kemilau itu dengan martil hingga peyot di sana-sini. Pria itu langsung menghampiri anaknya, memukulnya, menghantamkan martil pada tangan-tangan kecil itu sebagai hukuman. Ketika sang ayah reda marahnya, dia bersegera membawa anaknya ke rumah sakit.
Meskipun sang dokter telah mencoba bersusah-payah untuk memulihkan tulang-tulang sang anak yang hancur itu, dokter akhirnya harus mengamputasi jari-jari dari kedua tangan anak itu. Ketika sang anak bangun dari kamar bedah dan melihat jari-jari tangannya yang hancur dalam bebatan, dengan wajah polos ia berkata,
"Ayah, aku minta maaf atas trukmu yang rusak." Lalu dia bertanya, "tapi kapan jari-jemariku akan tumbuh kembali?"
Sang ayah pulang ke rumahnya dan melakukan bunuh diri.
Renungkanlah kisah ini ketika suatu saat seseorang menginjak kaki Anda, lalu Anda ingin membalasnya. Terlalu sering kita gagal untuk mengenal perbedaan antara orang dengan perbuatannya. Kita lupa bahwa memaafkan itu lebih utama daripada melampiaskan rasa marah.
Labels: 10